Thursday, 4 June 2015

Etika Profesi Seorang Database Administrator



Kode Etik Seorang IT
Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional. Tujuan utama dari kode etik adalah member pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa
mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Kompetensi profesi IT adalah tentang memenuhi kebutuhan atau permintaan perusahaan baik local maupun global. Dalam memahami kebutuhan kompetensi tersebut maka perlu suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya. Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar dengan sertifikasi IT.
Visi dari standar kompetensi profesi TI di Jepang yaitu Untuk mencapai keunggulan dalam bidang Teknologi Informasi melalui pengembangan profesional TI bersertifikat mengikuti standar dunia yang diakui dan mempercepat pembangunan ekonomi melalui penyebaran baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan pengetahuan yang sangat terlatih dan berkualitas. Disini akan diberikan salah satu profesi dari IT yaitu profesi DBA

Database Administrator
Pengertian Database Administrator Database Administrator adalah seseorang yang bekerja dalam memanage sebuah database dalam jaringan komputer. Peran Database Administrator adalah untuk merancang, memasang, mengelola, dan perusahaan mengoptimalkan server dan komponen terkait untuk mencapai kinerja yang tinggi dari berbagai aplikasi bisnis yang didukung oleh tuning server yang diperlukan. Ini termasuk memastikan ketersediaan aplikasi client / server, mengkonfigurasi semua implementasi baru, dan mengembangkan proses dan prosedur untuk manajemen berkelanjutan lingkungan server. Mana yang berlaku, Administrator Server akan membantu dalam mengawasi keamanan fisik, integritas, dan keamanan dari pusat data / server .
Database administrator bertanggungjawab terhadap performance, integeritas, dan keamanan dari database. Peran tambahan yang diperlukan kemungkinan besar termasuk perencanaan, pembangunan (development), troubleshooting. Pendekatan database mengikuti beberapa prinsip:

* Data tetap konsisten dalam database
* Data terdefinisi dengan jelas
* User mengakses data secara bersamaan, dalam bentuk yang cocok untuk mereka
* Ada ketentuan untuk keamanan data dan recovery control (semua dapat masih dapat diperoleh dalam keadaaan darurat)

Peran database administrator meningkat berdasarkan database dan proses yang dikelola dan kemampuan dari database management system (DBMS).

Tingkatan DBA
·       Database Analysts/Query Designers
·       Junior  DBAs
·       Midlevel DBAs
·       DBA Consultan

Etika Profesi Database Administrator
Menjaga rahasia database dimana tempat kita bekerja. Apabila kita berhenti dari suatu perusahaan, dan masuk ke perusahaan lain kita tidak boleh membocorkan rahasia dari perusahaan lama.


Sumber : https://yusniaalfisyahrin.wordpress.com/2011/07/09/etika_profesi_dba/

Thursday, 16 April 2015

Pengelola @TrioMacan2000 Dijerat Pasal Berlapis


Jakarta - Pengelola akun Twitter @TrioMacan2000 Raden Nuh, Edy Saputra, dan Koes Hardjono menjalani sidang perdana mereka untuk kasus pemerasan yang dilakukan kepada Dirut PT TBIG, Abdul Satar. Ketiganya didakwa jaksa dengan pasal berlapis.

Dalam dakwaan pertama yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum, Azy Tyawatdana saat persidangan di PN Jaksel, Senin (23/3/2015), ketiganya dijerat dengan Pasal 45 ayat 3 juncto Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 55 ayat 1 ke satu KUHP.

Menurut Jaksa, dakwaan pertama dikenakan pada tiga terdakwa atas perbuatan mereka karena mengirimkan informasi elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi kepada korban.

Sementara di dakwaan kedua, ketiganya dikenai Pasal 45 ayat 1 juncto Pasal 29 UU ITE juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. "Dengan sengaja mengirim informasi atau membuat diaksesnya informasi elektronik yang bermuatan penghinaan," kata Jaksa.

Sedangkan pada dakwaan ketiga seluruh terdakwa dijerat Pasal 369 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP atas perbuatan memberi ancaman pencemaran nama baik dan membuka rahasia.

"Ada perbuatan yang menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melakukan ancaman pencemaran nama baik," kata jaksa.

Dakwaan keempat yaitu Pasal 378 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP atas perbuatan penipuan. "Terdakwa melakukan penipuan, karena menjanjikan akan menghapus informasi yang diposting setelah dikirimkan uang, tapi setelah dikirim tetap tidak dihapus," jelas Azy.
Sedangkan dakwaan terakhir yaitu para terdakwa dijerat dengan Pasal 3 UU nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

"Terdakwa didakwa pencucian uang karena mendapat USD 5 ribu kemudian diubah menjadi rupiah lalu didistribusikan," tukas jaksa.

Dalam sidang dengan agenda pembacaan dakwaan tersebut ketiga terdakwa mengajukan keberatan. Namun ketiganya diberikan kesempatan untuk menyampaikan keberatannya pada sidang berikutnya dengan agenda eksepsi.


Kasus ini menurut UUD ITE tahun 2008 akan dikenakan pasal 29 yang berbunyi “ Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti  yang ditujukan secara pribadi”
Dan akan dikenakan pidana sesuai pasal 45 ayat 3 yang berbunyi “ Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidanapenjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).”

Saturday, 25 October 2014

Sistem Monitoring Perjalanan Kereta Api Listrik (KRL) di Jabodetabek secara real time

PENGANTAR TELEMATIKA
Sistem Monitoring Perjalanan Kereta Api Listrik (KRL) di Jabodetabek secara real time
SOFTSKILL


Disusun oleh :
1.     Andrew Hotmando        (10111796)
2.     Bashori Ahmad             (18111481)
3.     Diah Hidayanti              (12111012)
4.     Raden Bimo Satrio        (15111723)
5.     Syifa Fauziah                 (17111000)


JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015


ABSTRAK

Kereta api merupakan alat transportasi utama karena kemampuannya mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Di Indonesia, kecelakaan kereta api masih sering terjadi, dengan salah satu penyebabnya adalah peralatan yang kurang memadai.
Tulisan ini bermaksud memaparkan penelitian mengenai sistem informasi untuk transportasi kereta api dengan memvisualisasikan posisi kereta api di layar komputer dengan Global Positioning system (GPS) melalui SMS sehingga didapatkan informasi posisi kereta api secara visual di layar. Metode penelitian adalah eksperimen rancang bangun. melalui pembuatan alat sebagai modul eksperimen, yang pengamatan kinerja alat tersebut didukung dengan beberapa peralatan bantu dan instrument ukur. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat suatu sistem pemantau jalur dan posisi sarana lalu lintas Kereta Api dengan memanfaatkan teknologi GPS untuk melihat posisi KA dan teknologi GSM untuk transmisi data serta GIS untuk tampilan.

Kata Kunci : Transportasi Kereta Api, Global Positioning System

I. PENDAHULUAN
Kereta api merupakan moda angkutan massal yang memiliki banyak kelebihan dari moda angkutan lain terutama sebagai solusi dari masalah kemacetan yang terjadi di tanah air. Kenyamanan dalam perjalanan yang bebas macet membuat banyak masyarakat menggunakan modal transportasi ini sebagai alat transportasi mereka. Tingginya minat masyarakat pada kereta api ditanggapi positif oleh pemerintah karena sesuai dengan semangat pemerintah untuk mengadakan moda transportasi massal yang dapat mengurangi kemacetan, hemat energi dan lebih ramah lingkungan sehingga pembangunan dan perbaikan prasarana serta sarana kereta api semakin ditingkatkan pula.
Semakin meningkatnya jumlah sarana kereta api membuat lalu lintas perjalanan kereta api juga menjadi semakin padat sementara peningkatan jumlah jalur cenderung tetap sehingga sering membuat kereta api harus saling menunggu giliran memakai jalur sesuai dengan perintah yang diberikan petugas pengatur perjalanan kereta api dari stasiun karena beberapa kereta api itu akan melewati jalur yang sama. Dengan prosedur perjalanan seperti ini seharusnya keamanan perjalanan kereta api dapat dijaga sebab selama petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api distasiun mampu memonitor keberadaan kereta api dan dapat mengaturnya dengan memberi arahan yang jelas melalui sistem persinyalan yang ada serta masinis yang berada diatas kereta api tetap konsentrasi dalam melihat sinyal yang diberikan ketika menjalankan kereta api maka semua perjalanan kereta api akan aman.
Melihat apa yang sudah terjadi diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka meminimalisasi jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kereta api listrik juga sudah cukup banyak akan tetapi penulis lebih memusatkan perhatian dalam proses Monitoring tiap-tiap perjalanan KRL level operasional.
Untuk menyikapi kendala ini, maka diperlukan sebuah perangkat aplikasi yang dapat memberikan informasi terbaru dari keadaan diperjalanan kereta kepada para petugas distasiun dan kemudian informasi tersebut akan dikabarkan kepada para penumpang yang sedang menunggu dimasing-masing stasiun sehingga penulis tertarik untuk melakukan p erancangan simulasi sistem Real-Time Monitoring terhadap perjalanan KRL sehingga petugas dapat memperoleh informasi sebenarnya terjadi pada lapangan. Perangkat aplikasi ini dapat disebut dengan “Sistem Monitoring Perjalanan Kereta Api Listrik (KRL) di Jabodetabek”

Aplikasi ini dapat berjalan pada tiap-tiap titik stasiun yang dapat diakses melalui Web
yang dioperasikan oleh petugas sehingga petugas dapat  memberikan informasi mengenai keterlambatan serta gangguan-gangguan yang terjadi diperjalanan jika terjadi kecelakaan atau hal-hal lainnya.

Permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan antara lain:
         Penanganan pihak KRL kurang karena tidak bisa memonitoring kereta secara realtime;
         Banyak pengguna KRL yang merasa informasi KRL yang sudah ada tidak mencukupi kebutuhan;
         Pengguna KRL tidak mendapatkan kepastian mengenai estimasi waktu kedatangan dan  keberangkatan KRL;
         Pengguna tidak mengetahui posisi KRL yang akan dinaikinya.

Terjadinya penurunan jumlah pengguna KRL dikarenakan mutu pelayanan dan informasi yang diberikan mengalami kemunduran. Contohnya pengguna yang sedang menunggu kereta yang ingin di tumpanginya di stasiun tidak kunjung datang, sedangkan di waktu yang bersamaan kereta sedang mengalami kecelakaan. Penanganan pihak kantor pun telat karena tidak memonitor kereta secara real-time.
Maka tujuan dari penelitian ini adalah merancang aplikasi “InfoKRL” yang menyajikan informasi monitoring perjalanan kereta api listrik pada platform web, menampilkan lokasi kereta serta posisi perjalanan KRL secara  real-time, dan menghitung berapa banyak keterlambatan tiap harinya.



II. METODOLOGI
Keuntungan yang akan didapat dari hasil riset ini adalah sistem perjalanan kereta api yang didukung oleh teknologi sehingga lebih aman dan mudah dikontrol. Bila dibandingkan dengan sistem yang ada sekarang, sistem yang akan dihasilkan oleh riset nanti diharapkan akan dapat mendukung program road map to zero accident yang di galakan oleh kementerian perhubungan, terutama pada direktorat jenderal perkeretaapiannya. Ruang lingkup riset yang akan dilakukan meliputi GPS pada Sarana Kereta api, sensor pada persinyalan di stasiun, perancangan database dan visualisasi database pada layar monitor. Untuk mencapai luaran yang diinginkan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Gambar 2.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian perangkat keras di atas kereta api dan hasil visualisasi posisi kereta api ditunjukkan pada GAMBAR 3.

Informasi yang terdapat pada penerima GPS ada beberapa macam, pada sistem ini informasi yang diperlukan terdiri dari informasi waktu, kecepatan, arah dan posisi. Informasi kecepatan terdiri dari koordinat Lintang dan Bujur. Informasi ini diperlukan untuk menentukan posisi kereta api sehingga kereta api yang akan melintas di stasiun tertentu dapat terdeteksi. Informasi jam diperlukan untuk mengetahui perkiraan jam kedatangan kereta di stasiun berikutnya. Perkiraan jam kedatangan didasarkan pada jam kereta tersebut berangkat menuju stasiun ditambah dengan waktu tempuh kereta yang diketahui berdasarkan data yang sudah ada. Sedangkan informasi kecepatan diperlukan untuk mengetahui kecepatan kereta api terutama jika ada kereta api yang berhenti (kecepatan nol km/jam) pada suatu tempat tetapi tidak pada posisi stasiun, yang kemungkinan kereta tersebut mengalami masalah
atau kerusakan.

A. Perancangan Interface
Interface sistem ini terdiri dari 4 bagian yaitu bagian menu, pencarian, informasi dan tampilan.

A-1. Bagian Menu
Pada bagian menu terdapat 2 kelompok tombol yaitu tombol layar dan tombol Database. Kelompok tombol layar berfungsi untuk mengubah bentuk tampilan peta yang diinginkan. Jenis tampilan yang dapat dilakukan adalah 1 Layar, 2 Layar dan 3 Layar seperti yang terlihat
pada GAMBAR 4 dan GAMBAR  5.

Kelompok tombol database berfungsi untuk menambah atau mengupdate database yang ada. Database yang bisa ditambah melalui kelompok tombol ini adalah database sarana yang berisikan informasi sarana kereta api yang ada, database wessel yang berisikan informasi wessel yang ada dan database GRG (Geographical Railway Graph) yang berisikan informasi jalur kereta api, seperti yang terlihat pada GAMBAR 6 dan GAMBAR 7.


A-2. Bagian Pencarian
Bagian pencarian berfungsi untuk mencari secara cepat item yang ingin diketahui. Pencarian dapat di lakukan dengan 3 jenis kata kunci yaitu Antar Stasiun, Kode Kereta Api dan No. Sarana Kereta Api. Hasil dari pencarian ini akan diperlihatkan langsung pada tampi lan peta.

A-3. Bagian Informasi
Sesuai namanya bagian informasi ini memberikan informasi berupa daftar kereta api yang sedang melakukan perjalanan dan juga informasi berupa deteksi kemungkinan tabrakan antar kereta api. Deteksi ini akan memberikan informasi berupa kondisi antara 2 kereta api tersebut, apakah aman, peringatan atau kondisi bahaya tergantung dari arah, kecepatan dan jarak antara kereta api tersebut.

A-4. Bagian Tampilan
Bagian tampilan berfungsi untuk menampilkan peta serta posisi kereta api sehingga mudah untuk dimonitor.


B. Perancangan Database
Sistem keamanan Kereta Api ini memiliki 3 database utama dan beberapa database perjalanan kereta api tergantung dari banyaknya jumlah kereta api yang ada.
Untuk setiap perjalanan kereta api disimpan didalam satu database tersendiri sehingga masing-masing perjalanan kereta api memiliki database sendiri.

B-1. Tabel Sarana KA
Tabel ini berisikan informasi tentang seluruh kereta api yang melakukan perjalanan. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 9.


B-2. Tabel Wesse
Tabel ini berisikan informasi tentang seluruh wessel yang ada. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 10.

B-3. Tabel GRG
Tabel ini berisikan informasi tentang koordinat jalur kereta api yang ada. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 11.

B-4. Tabel Temp Perjalanan KA
Tabel ini merupakan template untuk database masing-masing perjalanan kereta api. Pada tabel ini disimpan setiap informasi perjalanan kereta api. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 12.


IV. KESIMPULAN
·         Aplikasi GPS pada sistem pemantau jalur dan posisi sarana lalu lintas kereta api dapat diterapkan karena posisi koordinat sebagian dapat terdeteksi dengan baik di sepanjang jalur kereta tersebut.
·         Pengiriman data koordinat posisi kereta api dengan media pengiriman melalui modem pada sistem informasi lalu lintas kereta api dapat diterapkan sepanjang sinyal GSM dari provider yang dipakai cukup baik sehingga pengiriman data berjalan lancar.
·         Dengan adanya fungsi pencarian pada sistem ini pengawasan terhadap perjalanan kereta api tertentu dapat dengan mudah dilakukan.
·         Tampilan dengan menggunakan GIS memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan terhadap perjalanan kereta api secara keseluruhan.
·         Penggunaan tools berupa database GRG dapat meningkatkan akurasi GPS yang variatif hingga sesuai dengan posisi jalur yang sebenarnya.
·         Perjalanan kereta api selalu tersimpan ke dalam database sehingga memudahkan dalam melakukan maintenance ataupun investigasi terhadap kereta api tersebut.















































DAFTAR PUSTAKA